Masks

Terbukti hilai tawa seorang manusia senang dicarik kala sesuatu yang membuat hati riang. Disebalik hilai tawa itu tidak diselam sedalam mane keakraban sebenar hubungan antara manusia manusia itu. Ak senyum sendiri bile mane mengenangkan Si Pencabul hak manusia len yang selalu mengambil kesempatan atas hidup orang len tetibe duduk satu bangku dengan Si Lemah. Itu hanye taktala hati senang, hati penuh bahagia, bibir dihiasai senyum dan gelak tawa menghiasi keadaan. Ya! Ketika Si Pencabul datang duduk semeja dan satu bangku malah makan satu pinggan dan teguk air dari gelas yang same. Ak senyum lagi taktala itu yang menjamu mate ak dalam keriuhan dan keriangan yang dinikmati sebentar tadi...

Walau sekejap cuma, ak masih mampu menangkap yang palsu dan yang mane batil antara senyuman dan hilai ketawa itu. Ad yang penuh dengan kebencian senyuman itu. Dan tidak ketinggalan juga yang sinisnye. Ak paham..CUKUP PAHAM! Tidak mengape ak masih boleh hadam dan telan ape yang berlaku. Ak terima pujian yang kau dia dan mereka beri serta ak juga tahan makian yang juga diberi oleh kau dia dan mereka... Ak ucapkan terima kasih untuk itu.



We all wear masks, every one, every day and sometimes we wear them so much, we forget who we really are. And sometimes, if we're lucky, someone comes along and shows us who really wanna be, who we should be...



kadang waktu senyum itu untuk menutupi air mate yang mengalir di hati...

No comments :